Seketika, sekali lagi aku sedikit tersentak mendengar perkhabaran perginya seorang lagi sahabat dan kenalanku menunaikan janjinya, berangkat pergi meninggalkan dunia ini menuju perjalanan kehidupan seterusnya. Dia dipanggil Ilahi dalam usia yang agak muda bagi kebanyakan orang... sememangnya kematian tidak mengenal usia. Apabila telah sampai masa maka akan berpisahlah roh dari jasad... sama ada kita suka atau tidak... redha atau terpaksa...
Merenung ke dalam diri, aku bertanya sendiri, bagaimanakah nasib diriku kelak. Apakah aku telah bersedia untuk berpindah kepada kehidupanku seterusnya. Antara pertanyaan-pertanyaan yang sering membelenggu hati:
- Bagaimanakah kelak nasib anak-anakku/isteriku/keluargaku?
- Bagaimana mereka meneruskan kehidupan tanpaku?
- Bagaimanakah rasanya sakaratul-maut? Sakitkah? Sudah tentu...
- Bagaimanakah pengakhiran kembaraku di dunia ini? Kesudahan yang baikkah atau kesudahan yang buruk?
- Sempatkah aku bertaubat atas dosa-dosaku yang terkumpul selama ini?
- Berapa banyakkah pahala amalan yang bakal aku bawa?
- Diterimakah amalanku selama ini?
- Ikhlaskah aku selama ini?
- Bagaimanakah kelak malam pertamaku di liang lahad?
- Bagaimanakah bakal aku hadapi soalan dua Malaikat di alam seterusnya?
- Luaskah lahad? Atau sempitkah dia?
- Adakah Allah redha terhadapku?
Persoalan-persoalan itu hanya kupendam di dalam dada. Kita hanya boleh berusaha menjadi hamba, berikhtiar mencari redha Allah, takdir penentu adalah kehendak Allah s.w.t.
No comments:
Post a Comment